Wohooo... I'm back. Sekarang lagi ada di Medan nih. Lagi mau semedi di sini. Mudah-mudahan dapat 'sesuatu' di sini. Setiap saya melakukan traveling ke suatu tempat, saya ngga mau cuma asal senang saja. Saya ingin selalu mendapatkan suatu pelajaran hidup selama traveling ke daerah tertentu. Begitu pun sekarang. Saya mau belajar sesuatu di Medan. Ngga akan pulang kalau ngga dapatkan sesuatu.

Oh ya,  for your information ini pertama kalinya saya traveling naik pesawat dan pertama kalinya juga ke Medan padahal aslinya orang Batak. Maklumlah Bataknya kelahiran Jakarta sih, jadi jarang ke Medan. Berhubung tiket ke sini juga ngga semurah tiket bus Transjakarta. Kalau ngga karena wedding sepupu saya, saya juga ngga bakalan ke sini.

Hal pertama yang mau saya ceritakan sekarang adalah first impression saya tentang bandara di Medan. Ternyata bandaranya kecil juga yah, masih lebih luas bandara Soekarno-Hatta. Ngga perlu takut nyasar deh kalau di sini. Dan yang paling penting, banyak taksi yang sudah siap sedia di depan bandara buat nganter kita ke tempat tujuan. Yang penting kalian bisa berkomunikasi pakai bahasa daerah sini alias bahasa Batak supaya bayarnya murah. Kebanyakan taksi di sini ngga pakai argo. Taksi di sini pakai sistem yang namanya 'tembak'. Ngga perlu dijelaskan secara detail kan ya?

Welcome November!

Bulan yang penuh dengan kejutan! Di awali di hari pertama ketika November di mulai. Saya bertemu dengan orang yang sangat ingin aku temui. Akhirnya Tuhan menjawab doa saya di bulan ini. Kembali bertemu dengan mereka merupakan hal yang akan selalu berkesan di hati saya karena bertemu dengan mereka selalu membawa sukacita di hatiku. Walaupun pertemuan yang kami jalani sangat singkat, tetapi pertemuan itu sangat berkesan di hati saya. Bertemu dengan mereka membawa sukacita tersendiri di hati saya. 

Di hari kedua bulan November, saya bertemu dengan seseorang yang pernah ada dalam hidup saya selama tiga tahun. Dia bukan pacar saya. Dia adik kelas saya. Seseorang yang pernah saya bawa untuk mengenalNya, tapi sekarang dia lebih memilih untuk menjalankan hidupnya sendiri dan lupa siapa yang pernah dia kenali. Sungguh ironis! Hidup membawa kita kepada pilihan tapi terkadang kita lebih memilih pilihan yang menurut kita baik dan memuaskan hidup kita daripada memuaskan dan baik dimataNya.

Ternyata Tuhan menciptakan hari di setiap bulan, bulan di setiap tahun, agar di dalamnya Tuhan bisa mengajar kita dengan pelajaran hidup yang berbeda setiap hari. Pelajaran yang hidup yang sangat berharga, tidak harus diberikan lewat masalah hidup. Tuhan dapat memberikan bahkan saat kita bertemu dengan seorang teman lama.

Thank God for your November!