Membentuk sebuah kebiasaan baik itu susah juga ternyata. Dari hal kecil seperti kebiasaan mencuci piring setelah makan misalnya. Mungkin terlihat mudah tetapi tidak akan mudah dilakukan jika kita tidak mempunyai kebiasaan untuk melakukannya. Sama seperti dengan penumpang transjakarta yang saya temui hampir di setiap shelter penurunan. Petugas selalu mengingatkan untuk membiasakan penumpang yang ingin turun untuk keluar terlebih dahulu. Alih-alih mendahulukan penumpang turun, mereka malah saling dorong untuk dapat masuk ke dalam bus transjakarta. Alasannya: "takut ngga kedapatan bus atau takut terlambat datang ke kantor". Sayangnya kebiasaan dorong mendorong ini akhirnya membahayakan penumpang yang ingin turun. Saya pernah hampir terjatuh karena kebiasaan dorong mendorong ini. Seharusnya kita sebagai penumpang belajar untuk mengikuti arahan petugas untuk membiasakan penumpang yang turun untuk keluar terlebih dahulu. Toh busnya tidak akan langsung jalan setelah menurunkan penumpang kan?
Kebiasaan baik walaupun kecil sebenarnya akan membawa dampak positif ke dalam kehidupan kita. Sayangnya lebih sering banyak kebiasaan buruk yang kita lakukan daripada kebiasaan baik.
Dulu setiap sebelum tidur, saya paling malas untuk gosok gigi padahal gigi saya berlubang. Sampai suatu hari sakit gigi membuat saya harus mengunjungi dokter gigi dan mulau membangun kebiasaan untuk gosok gigi sebelum tidur. Sekarang saya tidak pernah absen menggosok gigi karena saya tahu kebiasaan tersebut akan berdampak positif untuk kesehatan gigi saya.
Mula-mula kita membentuk kebiasaan kita dan
kemudian kebiasaan membentuk kita. -Anonim